Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Minggu, 25 Mei 2014

PESANTREN DARUSSALAM CIAMIS, BERMULA DARI KESEDERHANAAN

Bila kita telusuri jalan utama kota Ciamis - Jawa Barat menuju arah timur, hingga ke luar kota Ciamis, di sana banyak terdapat pondok pesantren. Sejalan dengan pertumbuhan kota Ciamis, seolah tak mau ketinggalan dengan perkembangan modernisasi, banyak pondok pesantren berbenah diri.

Tak jauh dari jalan utama, persisnya di desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Jl. K.H. Ahmad Fadlil I, Kota CIamis, dapat kita jumpai Pondok Pesantren Darussalam yang megah dan selalu menjadi pilihan para orang tua yang menginginkan anaknya sekolah di lembaga pendidikan agama.

Adalah Kyai Ahmad Fadlil (al-marhum), sosok yang merintis Pondok Pesantren Darussalam Ciamis. Pondok Pesantren tersebut berawal dari sebidang tanah wakaf pasangan suami istri Mas Astapradja dan Siti Hasanah. Pada 1929, bermodalkan sebuah rumah tempat tinggal, sebuah mesjid, dan sebuah pondok yang sangat sederhana, didirikanlah pesantren Darussalam dengan bahu-membahu di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis jawa Barat. Sebagaimana pesantren lainnya, pada masa itu setiap Pesantren dan tak luput juga pesantren Darussalam diharuskan mentaati peraturan pemerintah kolonial Belanda dengan mengikuti undang-undang Ordonansi Belanda yang membatasi materi pengajaran pesantren.



Namun demikian peraturan pemerintah kolonial tidak mengurangi semangat para pemuda saat itu untuk menggali keilmuan bidang agama, terbukti pesantren Darussalam kebanjiran santri hingga mencapai 400 orang.

Angin kemerdekaan 1945 memberi udara segar pesantren, perjuangannya untuk meningkatkan kwalitas umat mendapat keleluasaan, hingga pesantren sedikit demi sedikit dapat memenuhi berbagai kebutuhan belajar mengajar bagi para santri. Dan yang sangat penting adalah paradikma lama tentang pesantren yang cenderung hanya mengkaji ilmu-ilmu keislaman mulai dikikis, sehingga pada dasa warsa enam puluhan, Pondok pesantren Darussalam mulai memodernisasikan sistem pendidikannya dengan merambah pada pendidikan formal.

Lembaga pendidikan formal yang pertama didirikan adalah Raudlatul-Athfal (Taman Kanak-Kanak) pada tahun 1967, berturut-turut pada tahun 1968 berdiri Madrasah lbtidaiyah (SD) dan Madrasah Tsanawiyah (SLTP) dan pada tahun 1969 berdiri Madrasah Aliyah (SLTA), yang selanjutnya dijadikan Madrasah Aliyah Negeri, atas permintaan Departemen Agama.

Perjuangan Pesantren untuk menjadi lembaga pencetak manusia unggul dinegeri ini tidak berhenti disitu, maka pada tahun 1970 didirikan Perguruan Tinggi Islam pertama di kabupaten Ciamis yang diberi nama Fakultas Syariah Darussalam Ciamis Jawa Barat, yang merupakan embrio dari Institut Agama Islam Darussalam (IAID). Saat ini Institut Agama Islam Darussalam telah memiliki tiga fakultas, yaitu Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Dakwah dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 650 orang.

Pondok Pesantren yang saat ini dipimpin oleh K.H. Irfan Hielmy ini, telah memiliki berbagai jenjang pendidikan mulai pra sekolah hingga perguruan tinggi. Jenjang Pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Ciamis, Pendidikan Pra Sekolah, Raudlatul Athfal/Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Dasar, Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Pendidikan Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah/SLTP, Pendidikan Menengah Tingkat Atas, Madrasah Aliyah Keagamaan Darussalam (SLTA), Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri (SLTA), Madrasah Aliyah Negeri (SLTA), Perguruan Tinggi, Institut Agama Islam Negeri Darussalam terdiri dari, Fakultas Syari'ah, Fakultas, Tarbiyah dan Fakultas Dakwah. (Hrs)

Dijumput dari: http://www.facebook.com/notes/kh-irfan-hielmy/pesantren-darussalam-ciamis-bermula-dari-kesederhanaan/326489435062?comment_id=14558124













Tidak ada komentar:

Posting Komentar